Senin, 08 Juni 2015

Review: Pecel Pincuk Suroboyo

Beberapa minggu yang lalu, saya dan beberapa teman mendapat kesempatan makan di salah satu rumah makan pecel di Surabaya, yaitu Pecel Pincuk Suroboyo.

tampakluar-pecel
Tampak luar rumah makan (dok. pribadi)


Bagian dalam rumah makan (dok. pribadi)

Dari luar, tempat makan ini terlihat tidak terlalu besar, namun begitu dimasuki ternyata cukup lapang. Mungkin ada kaitannya dengan penataan meja yang dibuat memanjang, tidak satu per satu seperti rumah makan pada umumnya. Interiornya bernuansa natural minimalis. Kebetulan saat saya datangi, suasana depot sedang sepi. Setelah mengambil beberapa gambar untuk keperluan dokumentasi, langsung saja saya memesan nasi pecel beserta beberapa lauknya. Dengan lauk empal, tahu dan tempe bacem, dadar jagung, dan telur mata sapi, serta minuman teh manis hangat, total makanan saya berjumlah Rp 34.650,00. Hmm, sedikit mahal menurut ukuran saya, tetapi mungkin cukup normal dengan pertimbangan penyediaan tempat makan yang lumayan bagus. Saya hampir yakin rempeyek yang disediakan di meja sebelah kasir akan perlu bayar juga, namun mbak yang melayani saya mengatakan bahwa rempeyeknya gratis, tetapi saya akan perlu membayar apabila saya mengambil lebih dari 1 buah. Saya bisa memilih antara rempeyek atau kerupuk.

Tanpa sengaja, saya melihat tanda di depan kasir yang bertuliskan "Jika anda tidak mendapatkan struk, anda berhak mendapatkan uang tunai Rp. 100.000,-". Saat saya tanyakan, penjaga mengonfirmasi tulisan tersebut.


Selesai membayar, langsung saja saya duduk bersama teman-teman saya dan mulai makan. Highlight utamanya sepertinya adalah bumbu pecelnya. Gurihnya terasa pas. Tahu dan tempe bacemnya terasa empuk, tetapi menurut saya terasa agak hambar. Empalnya ditaburi parutan kelapa goreng di atasnya dan terasa sedikit liat. Nasinya juga hangat dan pulen.

pecel
Pecel yang saya pesan (dok. pribadi)

Selesai makan, saya mengamati berbagai pigura yang dipajang di dinding samping restoran. Foto-foto keluarga dan piagam penghargaan diletakkan di atas bagian dinding batu yang menjorok keluar. Yang menarik perhatian saya adalah potongan artikel koran Jawa Pos dari tahun 2008. Rupanya kisah pemilik depot, Hj Siti Aisyah, pernah dimuat di kolom Evergreen yang membahas tentang menjalani kehidupan setelah usia 50 tahun. Potongan artikel tersebut memuat wawancara dengan Ibu Aisyah, perjalanan hidup dan karirnya, serta biodatanya. Di kiri-kanan potongan koran tersebut terdapat foto aktor Mathias Muchus yang rupanya pernah makan di depot Pecel Pincuk ini dan foto Ibu Aisyah beserta Ustadz Yusuf dan Kevin Aprilio.


Secara keseluruhan, suasana depot tergolong cukup nyaman dan tidak panas. Makanan yang disediakan juga enak dengan porsi yang memadai. Kalau ada kesempatan, saya ingin kembali lagi. Untuk penggemar pecel di Surabaya, depot yang satu ini patut dicoba, terutama jika anda ingin makan pecel tanpa harus menunggu lama dan dengan suasana yang nyaman dan bersih.

Score: 7.5/ 10

Pecel Pincuk Suroboyo

Jalan Raya Jemursari 189A, Surabaya
Telp: (031) 843-7609

Menerima delivery order:
- Daerah sekitar Raya Jemursari: gratis
- Daerah lain: minimal pembelian Rp 50.000,00

Menyewakan hall untuk rapat, seminar, dan lain-lain:
- Kapasitas 100 orang
- Biaya: Rp 100.000,00 per jam
- GRATIS biaya sewa jika memesan makanan (maksimal 2 jam penggunaan)


2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Emang enak nasi pecel pincuk suroboyo apalagi kalo pakek daun pisang. Tapi selain pecel pincuk ada juga nasi pecel khas nganjuk yakni nasi pecel nyamleng. Bagi penggemar pecel nggak ada salahnya kalo mau nyoba dimari aja www.pecelnyamleng.com...Makasih ya atas kunjungannya.

    BalasHapus